Senin, 29 Oktober 2012






Hakikat Syirik Dan Macam-Macamnya  

   1
Hakikat Syirik Dan Macam-Macamnya 
             Syirik  adalah:  yaitu menjadikan  sekutu  bagi Allah  I  dalam  rububiyah,
uluhiyah,  asma'  dan  sifat-Nya,  atau  pada  salah  satunya.  Apabila  seorang
manusia  meyakini  bahwa  bersama  Allah  I  ada  yang  menciptakan,  atau  yang
menolong,  maka  dia  seorang  musyrik.  Barangsiapa  yang  meyakini  bahwa
seseorang  selain  Allah  I  berhak  disembah,  maka  dia  seorang  musyrik.
Barangsiapa yang meyakini bahwa bagi Allah I ada yang serupa pada asma' dan
sifat-Nya, maka dia seorang musyrik.
 
 Bahaya Syirik
1. Syirik kepada Allah I adalah perbuatan zhalim yang besar. Karena ia melewati
batas  terhadap  hak  Allah  I  yang  khusus  dengan-Nya,  yaitu  tauhid.  Tauhid
adalah keadilan paling adil dan syirik adalah kezaliman yang paling bengis dan
kejahatan  yang  paling  keji;  karena  ia  merendahkan  Rabb  semesta  alam,
menyombongkan  diri  dari  taat  kepada-Nya  dan memalingkan  kemurnian  hak-
Nya  kepada  selain-Nya  serta memutarkan  selainnya  dengannya. Karena  begitu
besar  bahayanya,  maka  sesungguhnya  siapa  yang  berjumpa  dengan  Allah  I
dalam  keadaan  syirik  kepada  kepada  Allah  I,  sesungguhnya  Allah  I  tidak
mengampuninya, seperti dalam firman-Nya:
ُ ءﺂَ ﺸَﻳ ﻦَ ﻤِﻟ َ ﻚِ ﻟَذ َ نوُ دﺎَﻣ ُ ﺮِ ﻔْ ﻐَ ﻳَو ِ ﻪِﺑ َ كَ ﺮْﺸُﻳ نَأ ُ ﺮِ ﻔْ ﻐَ ﻳَﻻ َ ﷲا ﱠ نِإ 
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, (QS. An-Nisaa'48)
 
2. Syirik kepada Allah I merupakan dosa terbesar. Siapa menyembah selain Allah
I berarti dia telah meletakkan ibadah di tempat yang salah, dan memalingkannya
kepada yang tidak berhak. Hal itu kezaliman yang besar, seperti firman Allah I:
 ٌ ﻢﯿِ ﻈَﻋ ٌ ﻢْ ﻠُ ﻈَﻟ َ كْ ﺮﱢ ﺸﻟا ﱠ نِإ 
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar". (QS. Luqman :13)
 
3.  Syirik  besar  menggugurkan  semua  amal  perbuatan  dan  memastikan
kebinasaan dan kerugian, ia adalah dosa yang terbesar.
            a. firman Allah I:
َ ﻦﻳِ ﺮِ ﺳﺎَ ﺨْ ﻟا َ ﻦﱢﻣ ﱠ ﻦَ ﻧﻮُ ﻜَ ﺘَ ﻟَو َ ﻚُ ﻠَ ﻤَﻋ ﱠ ﻦَ ﻄَ ﺒْ ﺤَ ﯿَﻟ َ ﺖْ ﻛَ ﺮْﺷَأ ْﻦِ ﺌَﻟ َ ﻚِ ﻠْ ﺒَﻗ ﻦِﻣ َ ﻦﻳِ ﺬﱠ ﻟا ﻰَ ﻟِ إَو َ ﻚْ ﯿَ ﻟِإ َ ﻰِ ﺣوُأ ْ ﺪَ ﻘَ ﻟَو    2
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)
 
             b. Dari Abu Bakrah  t,  ia berkata,  "Nabi  r bersabda,'Maukah kalian aku
bertahukan dosa yang terbesar?  (beliau mengatakan sebanyak) Tiga kali. Mereka
menjawab,  'Tentu,  wahai  Rasulullah.'  Beliau  bersabda, 'Menyekutukan  Allah  I,
durhaka  kepada  kedua  orang  tua.'  Dan  beliau  duduk  dan  tadinya  beliau
bersandar: 'Ketahuilah,  dan  ucapan  yang  palsu.' Abu Bakrah  t  berkata,  'Beliau
terus  mengulanginya  hingga  kami  berkata,  'Semoga  beliau  diam." Muttafaqun
'Alaih.[1]
 
Keburukan-Keburukan Syirik:
            Allah I menyebutkan empat keburukan syirik dalam empat ayat, yaitu:
1. Firman Allah I:
 ﺎً ﻤﯿِ ﻈَﻋ ﺎً ﻤْ ﺛِإ ىَ ﺮَ ﺘْ ﻓا ِ ﺪَ ﻘَﻓ ِ ﷲﺎِﺑ ْ كِ ﺮْﺸُﻳ ﻦَ ﻣَو ُ ءﺂَ ﺸَﻳ ﻦَ ﻤِﻟ َ ﻚِ ﻟَذ َ نوُ دﺎَﻣ ُ ﺮِ ﻔْ ﻐَ ﻳَو ِ ﻪِﺑ َ كَ ﺮْﺸُﻳ نَأ ُ ﺮِ ﻔْ ﻐَ ﻳَﻻ َ ﷲا ﱠ نِإ   
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. (QS. An-Nisa`:48)
2. Firman Allah I:
اً ﺪﯿِ ﻌَﺑ ً ﻻَ ﻼَﺿ ﱠ ﻞَﺿ ْ ﺪَ ﻘَﻓ ِ ﷲﺎِﺑ ْ كِ ﺮْﺸُﻳ ﻦَ ﻣَو 
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa` 116)
3. Firman Allah I:
ٍ رﺎَ ﺼﻧَأ ْﻦِﻣ َ ﻦﯿِ ﻤِ ﻟﺎﱠ ﻈﻠِ ﻟﺎَ ﻣَو ُ رﺎﱠ ﻨﻟا ُ هاَ وْ ﺄَ ﻣَو َ ﺔﱠ ﻨَ ﺠْ ﻟا ِ ﻪْ ﯿَ ﻠَﻋ ُﷲا َ مﱠ ﺮَﺣ ْ ﺪَ ﻘَﻓ ِ ﷲﺎِﺑ ْ كِ ﺮْﺸُﻳ ﻦَﻣ ُ ﻪﱠ ﻧِإ 
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah
ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah:72)
4. Firman Allah I:
َ ﻦِﻣ ﱠ ﺮَﺧ ﺎَ ﻤﱠ ﻧَ ﺄَ ﻜَﻓ ِ ﷲﺎِﺑ ْ كِ ﺮْﺸُﻳ ﻦَ ﻣَو ٍ ﻖﯿِ ﺤَﺳ ٍ نﺎَ ﻜَﻣ ﻲِﻓ ُ ﺢﻳﱢ ﺮﻟا ِ ﻪِﺑ يِ ﻮْ ﮫَﺗ ْ وَأ ُ ﺮْ ﯿﱠ ﻄﻟا ُ ﻪُ ﻔَ ﻄْ ﺨَ ﺘَﻓ ِ ءﺂَ ﻤﱠ ﺴﻟا  
Barangsiapamempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat
yang jauh. (QS. Al-Hajj:31)
    3
Balasan Ahli Syirik
1. Firman Allah I:
ِ ﺔﱠ ﻳِ ﺮَ ﺒْ ﻟا ﱡ ﺮَﺷ ْ ﻢُھ َ ﻚِ ﺌَ ﻟوُأ ﺂَ ﮫْ ﯿِﻓ َ ﻦْ ﻳِ ﺪِ ﻠَﺧ َ ﻢﱠ ﻨَ ﮫَﺟ ِ رﺎَﻧ ْﻲِﻓ َ ﻦْ ﯿِ ﻛِ ﺮْﺸُ ﻤْ ﻟاَو ِ ﺐَ ﺘِ ﻜْ ﻟا ِ ﻞْ ھَأ ْﻦِﻣ اْ وُ ﺮَ ﻔَﻛ َ ﻦْ ﻳِ ﺬﱠ ﻟا ﱠ نِإ 
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah :6)
 
2. Firman Allah I:
              ـُ ﻟﻮُ ﻘَ ﻳَو ِ ﻪِ ﻠـُﺳُ رَو ِ ﷲا َ ﻦْ ﯿـَﺑ اﻮُ ﻗﱢ ﺮَ ﻔُﻳ نَأ َ نوُ ﺪﻳِ ﺮُ ﻳَو ِ ﻪِ ﻠُﺳُ رَو ِ ﷲﺎِﺑ َ نوُ ﺮُ ﻔْ ﻜَﻳ َ ﻦﻳِ ﺬﱠ ﻟا ﱠ نِإ      ٍﺾْ ﻌَ ﺒـِﺑ ُ ﺮـُ ﻔْ ﻜَ ﻧَو ٍﺾْ ﻌَ ﺒـِﺑ ُ ﻦِ ﻣْ ﺆـُﻧ َ نﻮ
 ً ﻼﯿِ ﺒَﺳ َ ﻚِ ﻟَذ َ ﻦْ ﯿَﺑ اوُ ﺬِ ﺨﱠ ﺘَﻳ نَأ َ نوُ ﺪﻳِ ﺮُ ﻳَو  . ﺎً ﻨﯿِ ﮫﱡﻣ ﺎً ﺑاَ ﺬَﻋ َ ﻦﻳِ ﺮِ ﻓﺎَ ﻜْ ﻠِﻟ ﺎَ ﻧْ ﺪَ ﺘْ ﻋَ أَو ﺎ ﻘَﺣ َ نوُ ﺮِ ﻓﺎَ ﻜْ ﻟا ُ ﻢُھ َ ﻚِ ﺋَ ﻻْ وُأ 
Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan
bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,
dengan mengatakan:"Kami beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap
sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan
(tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (QS. 4:150)
merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan
untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisaa`:151)
 
3. Dari Abdullah bin Mas'ud  t,  ia berkata,  "Nabi  r bersabda, 'Barangsiapa yang
meninggal dunia, sedangkan dia berdoa kepada sekutu dari selain Allah I, niscaya
dia masuk neraka." Muttafaqun 'alaih.[2]
 
Dasar Syirik
             Dasar  syirik  dan  pondasinya  yang  ia  dibangun  di  atasnya  adalah
bergantung  kepada  selain  Allah  I. Barangsiapa  yang  bergantung  kepada  selain
Allah  I  niscaya  Dia  I  menyerahkannya  kepada  sesuatu  yang  dia  bertawakkal
kepadanya,  menyiksanya  dengannya,  menghinakannya  dari  sisi  yang  dia
bergantung  dengannya.  Jadilah  ia  tercela,  tidak  ada  pujian  baginya,  terhina,
tidak ada penolong baginya, seperti firman Allah I:
ً ﻻوُ ﺬْ ﺨَﻣ ﺎً ﻣﻮُ ﻣْ ﺬَﻣ َ ﺪُ ﻌْ ﻘَ ﺘَﻓ َ ﺮَ ﺧاَء ﺎً ھَ ﻻِإ ِ ﷲا َ ﻊَﻣ ْ ﻞَ ﻌْ ﺠَ ﺗﱠﻻ 
Janganlah kamu adakan ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu tidak
menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). (QS. Al-Isra` :22)
 
 
 Bagian-Bagian Syirik   4
            Syirik terbagi dua: Syirik besar dan syirik kecil.
1. Syirik besar mengeluarkan seseorang dari agama, menggugurkan semua amal
ibadah,  pelakunya  menjadi  halal  darahnya,  dan  dikekalkan  di  dalam  neraka
apabila  dia  meninggal  dunia  dan  tidak  sempat  bertaubat.  Yaitu memalingkan
ibadah  atau  sebagiannya  kepada  selain  Allah  I,  seperti  berdoa  kepada  selain
Allah I, menyembelih dan bernazar kepada selain Allah I berupa ahli kubur, jin,
syetan, dan selain mereka. Dan contoh berdoa kepada selain Allah  I yang  tidak
bisa  melakukannya  selain  Allah  I  adalah  seperti  meminta  kekayaan  dan
kesembuhan, meminta hajat dan turun hujan kepada selain Allah I. Dan seperti
yang  demikian  itu  yang  diucapkan  orang-orang  bodoh  di  sisi  kubur  para wali
dan  orang-orang  shalih,  atau  di  sisi  berhala  berupa  pohon,  batu,  dan  yang
semisalnya.
 
Di antara macam-macam syirik besar:
a.  Syirik  dalam  takut:  yaitu  takut  kepada  selain  Allah  I  berupa  berhala  atau
patung, atau thagut, atau mayat, atau yang gaib (tidak terlihat mata, pent.) dari
bangsa  jin  atau manusia  bahwa  ia  bisa membahayakannya  atau menimpakan
kepadanya  sesuatu  yang  dibenci.  Takut  ini  termasuk  tingkatan  agama  yang
tertinggi dan teragung. Barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Allah I
maka sungguh dia telah menyekutukan Allah I dengan syirik besar. Firman Allah
I:
 
 َ ﻦﯿِ ﻨِ ﻣْ ﺆﱡﻣ ْ ﻢُ ﺘﻨُﻛ نِإ ِ نﻮُ ﻓﺎَ ﺧَو ْ ﻢُ ھﻮُ ﻓﺎَ ﺨَ ﺗَ ﻼَﻓ 
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imrah : 175)
 
b. Syirik dalam tawakkal: tawakkal kepada Allah I dalam segala perkara dan di
semua kondisi termasuk jenis ibadah yang paling agung yang harus diikhlaskan
hanya kepada Allah  I saja. Barangsiapa yang bertawakkal kepada selain Allah  I
dalam  perkara  yang  tidak  bisa melakukannya  selain  Allah  I,  seperti  tawakkal
kepada  orang  yang  sudah meninggal  dunia  dan  orang-orang  yang  ghaib  serta
seumpama  mereka  dalam  menolak  bahaya,  mendapatkan  manfaat  dan  rizqi,
berarti dia telah menyekutukan Allah I dengan syirik besar. Firman Allah I:
َ ﻦﯿِ ﻨِ ﻣْ ﺆﱡﻣ ﻢُ ﺘﻨُﻛ نِإ اﻮُ ﻠﱠ ﻛَ ﻮَ ﺘَﻓ ِ ﷲا ﻰَ ﻠَ ﻋَو    5
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar
orang yang beriman". (QS. Al-Maidah :23)
 
c.  Syirik  dalam  mahabbah  (cinta):  Cinta  kepada  Allah  I  adalah  cinta  yang
konsekuensi  logisnya adalah kesempurnaan hina dan taat kepada Allah I. Inilah
cinta  yang murni  hanya  karena  Allah  I.  Tidak  boleh menyekutukan  seseorang
dengan-Nya dalam mahabbah ini. Maka, siapa yang cinta kepada sesuatu seperti
cintanya  kepada  Allah  I,  berarti  ia  telah menjadikan  sekutu  dari  selain Allah  I
dalam cinta mengagungkan, dan ini termasuk syirik. Firman Allah I:
ِﷲ ﺎ ﺒُﺣ ﱡ ﺪَ ﺷَأ اﻮُ ﻨَ ﻣاَء َ ﻦﻳِ ﺬﱠ ﻟاَو ِ ﷲا ﱢ ﺐُ ﺤَﻛ ْ ﻢُ ﮫَ ﻧﻮﱡ ﺒِ ﺤُﻳ اً داَ ﺪﻧَأ ِ ﷲا ِ نوُد ﻦِﻣ ُ ﺬِ ﺨﱠ ﺘَﻳ ﻦَﻣ ِسﺎﱠ ﻨﻟا َ ﻦِ ﻣَو 
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. Al-
Baqarah:165)
 
d. Syirik dalam taat:
             termasuk  syirik  dalam  taat  adalah  taat  kepada  para  ulama,  umara
(pemerintah), pemimpin dan hakim dalam menghalalkan yang diharamkan, atau
mengharamkan  yang  dihalalkan Allah  I. Maka,  siapa  yang  taat kepada mereka
dalam hal itu, berarti dia telah menjadikan sekutu-sekutu (tandingan-tandingan)
bagi  Allah  I  dalam  tasyri'  (menetapkan  hukum),  menghalalkan  dan
mengharamkan. Ini termasuk syirik besar, seperti firman Allah I:
      ﱠ ﻻِإ َ ﻪـَ ﻟِإﻵ اً ﺪـِ ﺣاَو ﺎً ﮫَ ﻟِإ اْ وُ ﺪُ ﺒْ ﻌَ ﯿِﻟ ﱠ ﻻِإ اْ وُ ﺮِ ﻣُ أﺂَ ﻣَو َ ﻢَ ﻳْ ﺮَﻣ َ ﻦْ ﺑا َ ﺢْ ﯿِ ﺴَ ﻤْ ﻟاَو ِ ﷲا ِ نْ وُد ْﻦِﻣ ﺎً ﺑﺎَ ﺑْ رَأ ْ ﻢُ ﮫَ ﻧﺎَ ﺒْ ھُ رَو ْ ﻢُ ھَ رﺎَ ﺒْ ﺣَأ اْ وُ ﺬَ ﺨﱠ ﺗِا
َ نْ ﻮُ ﻛِ ﺮْﺸُﻳ ﺎﱠ ﻤَﻋ ُ ﻪَ ﻧﺎَ ﺤْ ﺒُﺳ َ ﻮُھ 
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-
Rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam;
padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah
(yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan. (QS. At-Taubat :31)
 
Pembagian Nifaq:
1. Nifaq  besar:  yaitu  nifaq  dalam  keyakinan  dengan  cara menampakkan  Islam
dan  menyembunyikan  kekafiran.  Penganutnya  adalah  kafir,  (ia  akan
dimasukkan) ke dalam neraka bagian paling bawah. Firman Allah I:
اً ﺮﯿِ ﺼَﻧ ْ ﻢُ ﮫَﻟ َ ﺪِ ﺠَﺗ ﻦَ ﻟَو ِ رﺎﱠ ﻨﻟا َ ﻦِﻣ ِ ﻞَ ﻔْﺳَ ﻷْا ِ كْ رﱠ ﺪﻟا ﻲِﻓ َ ﻦﯿِ ﻘِ ﻓﺎَ ﻨُ ﻤْ ﻟا ﱠ نِإ    6
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisaa` :145)
 
2. Nifaq Kecil: yaitu nifaq dalam perbuatan dan seumpamanya. Pelakunya tidak
keluar dari agama Islam, akan tetapi dia maksiat kepada Allah I dan Rasul-Nya.
            Dari Abdullah  bin  'Amr  t, bahwa Nabi  r bersabda, "Ada  empat perkara,
siapa  yang  ada  padanya  empat  perkara  itu,  niscaya  ia  adalah  seorang munafik
murni.  Dan,  siapa  yang  ada  salah  satunya  padanya,  berarti  pada  dirinya  ada
satu  perkara  nifaq  sampai  dia  meninggalkannya:  Bila  diberi  amanah,  ia
berkhianat,  bila  bicara  ia  berdusta,  bila  berjanji  ia  melanggar,  dan  bila
berbantahan (bermusuhan) ia menyimpang/menyeleweng."Muttafaqun 'Alaih.[3]
 
2.  Syirik  Kecil:  yaitu  sesuatu  yang  dinamakan  syirik  oleh  syara'  dan  tidak
sampai  kepada  syirik  besar.  Syirik  ini  mengurangi  tauhid,  tetapi  tidak
mengeluarkan  dari  agama.  Ia  adalah  sarana  menuju  syirik  besar.  Pelakunya
akan disiksa dan  tidak kekal dalam neraka  seperti kekalnya orang-orang kafir.
Darahnya  tidak  boleh  ditumpahkan  dan  hartanya  tidak  boleh  diambil.  Syirik
besar  menggugurkan  semua  amal  ibadah.  Adapun  syirik  kecil,  maka  ia
menggugurkan  amal  ibadah  yang menyertainya.  Seperti  orang  yang  beribadah
karena  Allah  I,  ia  juga  ingin  mendapat  pujian  manusia  atasnya,  seperti
memperbaiki shalatnya, atau bersedekah, atau puasa, atau berzikir kepada Allah
I  agar  manusia  melihatnya,  atau  mendengarnya,  atau  memujinya.  Ini  adalah
riya,  bila  disertai  amal  ibadah  niscaya  riya  itu  membatalkannya.  Tidak  ada
ungkapan  syirik  dalam  al-Qur`an  kecuali  yang  dimaksud  adalah  syirik  besar.
Adapun syirik kecil, maka terdapat dalam sunnah-sunnah mutawatir.
1. Firman Allah I:
         ْ ﻢُ ﻜُ ھَ ﻻِإ ﺂَ ﻤﱠ ﻧَأ ﱠ ﻰَ ﻟِإ ﻰَ ﺣﻮُﻳ ْ ﻢُ ﻜَ ﻠْ ﺜﱢﻣ ٌ ﺮَ ﺸَﺑ ﺎَ ﻧَأ ﺂَ ﻤﱠ ﻧِإ ْ ﻞُﻗ    ﺎً ﺤِ ﻟﺎـَﺻ ً ﻼـَ ﻤَﻋ ْ ﻞَ ﻤْ ﻌَ ﯿْ ﻠَﻓ ِ ﻪﱢ ﺑَر َ ءﺂَ ﻘِﻟ اﻮُ ﺟْ ﺮَﻳ َ نﺎَﻛ ْﻦَ ﻤَﻓ ٌ ﺪِ ﺣاَو ٌ ﻪَ ﻟِإ
اً ﺪَ ﺣَأ ِ ﻪﱢ ﺑَر ِ ةَ دﺎَ ﺒِ ﻌِﺑ ُ كِ ﺮْﺸُ ﻳَ ﻻَو 
Katakanlah:"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku:"Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang
Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Rabb-nya". (QS. Al-Kahfi:110)   7
2.  Dari  Abu  Hurairah  t,  ia  berkata,  "Rasulullah  r  bersabda, 'Allah  I  berfirman
(dalam  hadits  qudsi):  'Aku  adalah  yang  paling  kaya  dari  sekutu.  Barangsiapa
yang melakukan amal  ibadah yang di dalamnya menyekutukan yang  lain dengan
Aku, niscaya Aku meninggalnya dan sekutunya."[4]
.  Termasuk  syirik  kecil  adalah  bersumpah  dengan  sesuatu  selain  Allah  I. Dan
ucapan manusia:  sesuatu  yang  dikehendaki Allah dan dikehendaki  fulan, atau
kalau bukan karena Allah I dan fulan, atau ini dari Allah I dan fulan, atau tidak
ada bagiku selain Allah  I dan  fulan, dan seumpamanya. Seharusnya ia berkata:
Sesuatu yang dikehendaki Allah I kemudian dikehendaki fulan, dan seterusnya.
1.             Dari  Ibnu  Umar  t,  dari  Nabi  r,  beliau  bersabda, "Barangsiapa  yang
bersumpah kepada selain Allah I, maka dia telah kafir atau syirik." HR. Abu Daud
dan at-Tirmidzi.[5]
2.            Dari Huzaifah  t, dari Nabi  r, beliau bersabda, "Janganlah engkau katakan:
'Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki  fulan, akan  tetapi katakanlah: apa
yang dikehendaki Allah I kemudian yang dikehendaki fulan." HR. Ahmad dan Abu
Daud.[6]
 
Syirik kecil bisa menjadi besar menurut apa yang ada di hati pelakunya. Maka,
seorang muslim harus berhati-hati  terhadap syirik secara mutlak/absolot: yang
besar dan kecil. Syirik adalah kezhaliman yang besar yang  tidak diampuni oleh
Allah I. Seperti dalam firman Allah I:
ُ ءﺂَ ﺸَﻳ ﻦَ ﻤِﻟ َ ﻚِ ﻟَذ َ نوُ دﺎَﻣ ُ ﺮِ ﻔْ ﻐَ ﻳَو ِ ﻪِﺑ َ كَ ﺮْﺸُﻳ نَأ ُ ﺮِ ﻔْ ﻐَ ﻳَﻻ َ ﷲا ﱠ نِإ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. (QS. An-Nisaa`:48)
 
Perbuatan  dan  Ucapan  yang  termasuk  syirik  (menyekutukan  Allah  I)  atau
termasuk sarana-sarananya.
            Ada perbuatan dan ucapan yang berada di antara syirik besar dan kecil
menurut hati  pelakunya  dan  yang  bersumber  darinya.  Ia  bertentangan dengan
tauhid atau mengotori kemurniannya. Syari'at telah memperingatkan darinya, di
antaranya adalah:   8
1.              Memakai  gelang  atau  benang  dan  semisalnya  dengan  tujuan
menghilangkan mara  bahaya  atau  penangkal  datangnya mara  bahaya. Hal  itu
termasuk syirik.
2.              Menggantung  tamimah[7]  terhadap  anak-anak,  sama  saja  berasal  dari
kharz, atau tulang, atau tulisan. Hal itu untuk menjaga diri dari  'ain[8] (dan itu
termasuk syirik. 
3.              At-tiarah,  yaitu  menganggap  sial  dengan  burung  atau  seseorang  atau
suatu  tempat  atau  semisalnya,  dan  itu  termasuk  syirik  karena dia bergantung
kepada  selain  Allah  I  dengan  keyakinan mendapat  bahaya  dari makhluk  yang
tidak mempunyai manfaat atau mudharat untuk dirinya  sendiri. Keyakinan  ini
termasuk gangguan syetan dan waswasnya, hal itu menolak tawakkal.
4.              Tabarruk  (mengambil  berkah)  kepada  pohon,  batu,  tempat-tempat
bersejarah/bekas,  kubur, dan  semisalnya. Maka, meminta berkah, mengharap,
dan  meyakininya  dalam  perkara-perkara  itu  termasuk  syirik;  karena  ia
bergantung kepada selain Allah I dalam mendapatkan berkah.
5.              Sihir:  yaitu  yang  samar  dan halus  sebabnya.  Ia  adalah nama  dari  jimat-
jimat, mentra-mentra, ucapan, dan obat-obatan, maka hal itu memberi pengaruh
di  hati  dan  badan,  lalu  menyebabkan  sakit  atau  meninggal  dunia,  atau
memisahkan di antara seseorang dan  istrinya.  Ia adalah perbuatan syetan, dan
kebanyakan  dari  sihir  itu  tidak  bisa  sampai  kepadanya  kecuali  dengan
perbuatan menyekutukan Allah I. Sihir adalah perbuatan syirik karena padanya
mengandung ketergantungan kepada selain Allah I dari jenis syetan, karena hal
itu termasuk mengaku mengetahui yang gaib. Firman Allah I:
َ ﺮْ ﺤﱢ ﺴﻟا َسﺎﱠ ﻨﻟا َ نﻮُ ﻤﱢ ﻠَ ﻌُﻳ اوُ ﺮَ ﻔَﻛ َ ﻦﯿِ ﻃﺎَ ﯿﱠ ﺸﻟا ﱠ ﻦﱢ ﻜَ ﻟَو ُ نﺎَ ﻤْ ﯿَ ﻠُﺳ َ ﺮَ ﻔَ ﻛﺎَ ﻣَو 
padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah
yang kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia …. (QS.
Al-Baqarah :102)
Terkadang  sihir  adalah  perbuatan  maksiat  yang  merupakan  bagian  dari  dosa
besar, bila hanya dengan obat-obatan dan sejenisnya saja.
6.             Meramal:  ia adalah mengaku mengetahui yang gaib, seperti memberitakan
yang  akan  terjadi  di  muka  bumi  karena  bersandar  kepada  syetan,  dan  itu
termasuk syirik; karena mengandung pendekatan diri kepada selain Allah I dan
mengklaim mengetahui yang gaib bersama Allah I.
Dari  Abu  Hurairah  t,  dari  Nabi  r,  beliau  bersabda,  "Barang  siapa mendatangi
dukun  atau  tukang  ramal,  lalu  mempercayai  apa  yang  diucapkannya,  maka   9
sesungguhnya  dia  telah  kafir  (ingkar)  dengan  wahyu  yang  diturunkan  kepada
Muhammad r."[9]
7.              Tanjim  (astrologi):  yaitu  mengambil  dalil  dengan  kondisi  falak(peredaran
bulan  dan  matahari)  atas  segala  kejadian  di  permukaan  bumi,  seperti  waktu
bertiupnya  angin,  turunnya  hujan,  terjadinya  penyakit  dan  kematian,
nampaknya  panas  dan  dingin,  perubahan  harga  dan  sejenisnya.  Itu  termasuk
syirik; karena menyandarkan sekutu bagi Allah I dalam mengatur dan terhadap
ilmu gaib.
8.              Meminta  hujan  dengan  bintang:  yaitu  menyandarkan  turunnya  hujan
kepada  munculnya  bintang  atau  tenggelamnya,  seperti  ia  berkata:  kita
diturunkan hujan dengan bintang  ini dan bintang  itu. Maka,  ia menyandarkan
hujan  kepada  bintang,  bukan  kepada  Allah  I.  Ini  termasuk  syirik;  karena
turunnya  hujan  berada  di  tangan  Allah  I,  bukan  di  tangan  bintang  dan  yang
lainnya.
9.             Menyandarkan nikmat kepada  selain Allah  I. Segala nikmat di dunia dan
akhirat berasal dari Allah  I. Barangsiapa menyandarkannya kepada selain-Nya,
sungguhnya  dia  telah  kafir  dan  menyekutukan  Allah  I.  Seperti  orang  yang
menyandarkan  nikmat mendapat  harta  atau  sembuh  kepada  fulan  atau  fulan,
atau menyandarkan nikmat perjalanan dan keselamatan di darat, laut dan udara
kepada  sopir,  nakoda,  dan  pilot,  atau  menyandarkan  mendapat  nikmat  dan
terhindar  dari  mara  bahaya  kepada  usaha  pemerintah  atau  individu  atau
bendera dan semisalnya.
Maka, wajib menyandarkan semua nikmat kepada Allah  I saja dan bersukur
kepada-Nya.  Adapun  yang  terjadi  di  atas  tangan  sebagian  makhluk  hanyalah
merupakan  sebab  yang  terkadang  membuahkan  hasil  dan  bisa  juga  tidak
menghasilkan  apa-apa.  Terkadang  bermanfaat  dan  bisa  juga  tidak  berguna.
Firman Allah I:
 
نوُ ﺮَ ﺌْ ﺠَﺗ ِ ﻪْ ﯿَ ﻟِ ﺈَﻓ ﱡ ﺮﱡ ﻀﻟا ُ ﻢُ ﻜﱠ ﺴَﻣ اَ ذِإ ﱠ ﻢُﺛ ِ ﷲا َ ﻦِ ﻤَﻓ ٍ ﺔَ ﻤْ ﻌﱢﻧ ﻦﱢﻣ ﻢُ ﻜِ ﺑﺎَ ﻣَو 
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan
bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu
meminta pertolongan. (QS. An-Nahl: 53)
 
     10



[1] HR. al-Bukhari no. 2654 dan lafazd ini adalah miliknya, dan Muslim no.87
[2] HR. al-Bukhari no 4497, ini adalah lafaznya dan Muslim no. 92.
[3] HR. al-Bukhari no 34 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 58.
[4] HR. Muslim no. 2985
 
[5] Shahih.  HR.  Abu  Daud  no.  3251,  Shahih  Sunan  Abu  Daud  no  2787,  at-
Tirmidzi  no.  1535  dan  lafazd  adalah  miliknya,  Shahih  Sunan  at-Tirmidzi  no.
1241.
[6] Shahih.  HR.  Ahmad  no.  2354,  lihat  as-Silsilah  ash-Shahihah  no.  127,  dan
Abu Daud no. 3980 dan lafazd ini adalah miliknya, Shahih Sunan Abu Daud no.
4166.
[7] Tamimah:  sesuatu  yang  dikalungkan  di  leher  anak-anak  sebagai  penangkal
atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang,
dan  lain  sebagainya.  (pent.  Dikutip  dari  terj.  Kitab  Tauhid, Muhammad  Yusuf
Harun MA.)
[8]  Penyakit atau pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, pent.)
[9] Shahih. HR. Ahmad no. 9536 dan ini lafazdnya, dan al-Hakim no. 15, lihat
Irwa` al-Ghalil no 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar